Pendidikan
Bahasa Jepang Universitas Negeri Semarang keluar sebagai 5 besar dalam program 3rd Japanese Experience Contest,
1 Oktober 2016 tepatnya di Hotel Intercontinental Jl. Sudirman Jakarta Pusat.
Acara yang sudah tiga kali di gelar di Indonesia ini, di dukung penuh oleh
Kyoritsu Foundation, bekerjasama dengan ANA (All
Nippon Airways).
Pada program ini, mulanya peserta dihadapkan pada lembar
pilihan ganda berjumlah 30 soal di awal. Soal-soal tersebut berisi tentang
pertanyaan seputar pengetahuan umum Jepang. Dalam babak tersebut ada sekitar 59
peserta yang ikut serta, dan akhirnya di pilihlah 17 peserta dengan nilai
tertinggi untuk akhirnya maju ke babak final. Di babak final, 17 peserta
tersebut di beri waktu sekitar 5 menit untuk membuat pidato. Dengan waktu
sekitar 2-3 menit, pidato tersebut harus di presentasikan di depan juri.
Ita Yuliana
(mahasiswi PBJ 2013) berhasil keluar menjadi 5 besar, yang mendapat kesempatan
liburan ke Jepang selama 1 minggu. Kesempatan membahagiakan ini akan membawa
Ita Yuliana ke Negara Matahari Terbit yang ia impikan selama ini. Dalam program
ini, para pemenang yang terpilih akan dipertemukan dengan para pemenang lainnya
dari berbagai Negara (Jepang, Korea, Taiwan, Nyanmar, Laos, Thailand, Vietnam,
Malaysia, dan banyak lagi) untuk ahirnya melakukan kunjungan ke
universitas-universitas di Jepang, Gunung Fuji, Asakusa, Sky Tree dan masih
banyak lagi. Pidato dari Ita Yuliana berisi tentang “好きな漢字” (sukina kanji). Ita mengaku suka dengan kanji “yama” 山 (gunung), karena dirasa simpel dan bermakna dalam.
![]() |
Ita Yuliana dengan Siti Yuliani dalam mengabadikan moment |
![]() |
Penyerahan Sertifikat dari Ketua Kyoritsu Foundation kepada Ita Yuliana |
![]() |
Foto Bersama Para Pemenang (5 Besar) bersama Para Juri |
“Butuh
perjuangan untuk bisa mencapai puncak gunung, ibarat bermimpi ke Jepang karena
menang sebuah lomba. Harus berusaha untuk bisa sampai dan berhasil. Sejak di
SMA dulu saya sudah sering sekali mengikuti lomba-lomba semacam ini, tapi dari
banyak kekalahan yang ada akhirnya doa saya terjawab di tahun ini” Begitulah
kurang lebihnya penjelasan dari Ita secara langsung. Ita mengaku di sela-sela sibuknya
PPL dia sebenarnya merasa khawatir dan lebih canggung daripada di lomba-lomba
sebelumnya. Karena padatnya jadwal dan persaingan yang dirasa begitu tinggi di
program kali ini, harus berkorban tenaga dan waktu. “Kesempatan untuk meraih
prestasi ke Jepang itu banyak sekali, oleh karena itu berdoa dan berusahalah.”
Begitu pula katanya ingin memberi semangat kepada seluruh mahasiswa pendidikan
bahasa jepang Unnes.
No comments:
Post a Comment