Tuesday 10 December 2013

[Suara Alumni] Azimatunikmah Rizkyana

Konnichiwa minasan... Kali ini Suara Alumni PBJ mendapat kiriman surat baru dari Azimatunikmah Rizkyana (sumpah, admin aja pakek sistem ctrl+C lalu ctrl+V) karna namanya susah diingat/ditulis. Mba *yang namanya terlihat diatas.. sering dipanggil mba Zee untuk lebih mudahnya. Beliau asli Tégal, dan merupakan lulusan tercepat di angkatannya. Sudah mulai mengajar di SMA padahal waktu itu beliau masih berstatus mahasiswa.
Untuk lebih mengenal mba Zee, yu mari baca profil singkatnya dan kesan pesanya selama belajar di Pendidikan Bahasa Jepang UNNES.




Nama : Azimatunikmah Rizkyana (Zee)
Angkatan : PBJ UNNES 2008
Beasiswa : PPA dan Yayasan Salim Jakarta
Pekerjaan : Guru Bahasa Jepang di SMA N 1 Kramat

Kesan selama Belajar di PBJ UNNES

Assalamualaikum. J duh, saya bingung harus menulis apa ya di sini,karena saya tidak tau apa yang spesial dari saya,hehe. Saya seorang guru. Seperti umumnya  lulusan bergelar S.Pd yang lainnya. Mungkin bisa dibilang guru adalah profesi paling umum yang banyak dijalani para alumni PBJ unnes. Terdengar tak ada yang special dan tak ada tantangan. Namun saya pribadi mengalami banyak pengalaman sbg seorang guru dan saya ingin bercerita pengalaman saat kuliah sampai menjadi guru. Walaupun saat di SMA tidak ada pelajaran bahasa Jepang, tapi alhamdulillah tidak begitu mengalami masalah di perkuliahan (hanya awal-awal kuliah saja, terutama ni-shukan no program yang paling bikin stress,hehe) tapi saya tau, selama kuliah di UNNES saya sangat beruntung dan bersyukur mendapat pengajar seperti sensei-gata di UNNES ini. Serta mendapat teman-teman yang tidak pelit berbagi ilmu maupun pengalaman mereka. J hmm,curhat dikit dah.

Dulu, disaat saya sedang menyelesaiakan skripsi di semester 8, saya ingat saat itu bulan Mei, saya mendapat kabar dari salah satu guru di sekolah di daerah tempat saya tinggal, dimana sekolah itu akan membuka mapel mulok baru yaitu bahasa Asing. atas rekomendasi beberapa orang saat itu saya coba saja untuk mengirim lamaran kesana padahal saat itu saya belum lulus dan sedang mengerjakan bab 3 skripsi saya. Singkat cerita ternyata diterima, padahal bahasa Asing yang diinginkan sekolah itu sebenarnya adalah bhs Arab atau Perancis. tp karena lamaran yang masuk adalah bahasa Jepang, jadi diputuskan bahasa asing yang dipilih adlh bahasa Jepang. Saat itu juga mendapat SK mengajar dan harus mulai mengajar bulan Juli  (taun ajaran baru dimulai) dengan beban mengajar 13 kelas (26 jam/minggu). sejak saat itu saya langsung berfikir bagaimanapun caranya, saya harus lulus segera. (mungkin kalo bukan gara2 ini, dan dosbing yang luar biasa, saya ga cepet lulus,hehe).  Pengalaman saya diawal, perjuangan mengajar anak-anak yang masih ‘ogah2an’ bljr bahasa jepang karena masih menganggap bahwa bahasa jepang adlh ‘bahasa penjajah’ dan tidak penting, ditambah ‘nikmat’nya persiapan untuk ujian skripsi saat itu jadi pengalaman yg cukup melelahkan sekaligus ‘menyenangkan’. :D Alhamdulillah bulan agustus lulus.

Setelah lulus saya sempat berfikir untuk tidak melanjutkan menjadi guru, impian saya awalnya ingin jadi penerjemah. apalagi semua orang tau bahwa gaji guru honorer memang tidak tinggi. dan menjadi guru tidak membuat kemampuan bahasa Jepang saya berkembang. Tapi lama-lama saya enjoy menjalaninya. Kata orang si saya menemukan passion dalam mengajar,hehe.  Melihat siswa dari yang sulitnya  mengucapkan Ohayo gozaimasu, sampai sekarang sudah bisa bercerita tentang keluarganya sendiri panjang lebar, ada yang hafal semua kana, bahkan mereka lebih tau negara Jepang daripada saya, entah kenapa rasanya seneng banget. J salah satu teman pernah bilang, “the things that you should use as your title : S.Pd is, ‘teaching by heart’ not ‘teaching by money’” saya sadar masih jauuuhh bgt untuk jadi guru yang baik, tapi saya sedang dan akan selalu berusaha untuk itu. J apakah saya akan jadi guru seterusnya? Saya belum tau. Tapi saat ini saya tetap berusaha fokus dan serius dengan apa yang saya kerjakan. Untuk kemampuan bhs jepang sy mencoba terus mengasah kemampuan dengan menjadi freelance translator, selain belajar juga dapet honor lumayan. :D


Pesan buat Kohai dan pembaca sekalian


Udah cukup segitu dah, banyak bgt ya, hehe. Hmm..Apa ya pesannya? Sama si kaya yang lain, kohai atau siapapun yang membaca ini, carilah pengalaman sebanyak2nya, Benar apa yang dibilang sensei-gata, Bahasa Jepang UNNES tidak harus jadi guru. Ambil kesempatan yang ada dan yakinlah bahwa kemampuan kita tidak kalah dengan yang lain, sudah banyak lulusan yang membuktikannya. :D tapi jika kalian memang memiliki passion dan berkeinginan dalam mengajar, why not? Siapa tau jadi dosen kaya sensei2 kita ya. Intinya si, Selama itu positif, yang perlu kita lakukan hanya fokus dan serius pada apa yang sedang kita kerjakan. Hehe J
Maaf atas kesalahan saya yaa,sensei. Teman2.  いろいろ、ありがとうございあした。これからも,よろしくお願いします。^^



Pendidikan Bahasa Jepang
Universitas Negeri Semarang

1 comment:

  1. minta alamat e-mail dong...ada yang mau ditanyakan nihh... :-)

    ReplyDelete