Friday, 27 June 2014

Membayar Zakat, Infak dan Sodaqoh di Sekitar UNNES (Lazis UNNES)

lazis unnes Membayar Zakat, Infak dan Sodaqoh di Sekitar UNNES (Lazis UNNES) - Lembaga amil, zakat, infak, dan sedekah Universitas Negeri Semarang (Lazis Unnes), diresmikan Rektor Prof Dr Fathur Rokhman MHum, Senin (23/6), di kampus Sekaran.
Menurut Rektor, Lazis akan memfasilitasi civitas Unnes yang ingin menyalurkan hartanya bagi masyarakat yang kurang mampu. Hadir dalam kesempatan itu, Ahmad Rofiq dari IAIN Wali Songo Semarang yang juga Sekretaris Umum MUI Jawa Tengah.
Lazis dibentuk dilatarbelakangi oleh banyaknya kesenjangan sosial di masyarakat, sehingga menyisakan keperihatinan tersendiri. “Setiap bulan Ramadan, Unnes melalui Badan Amalan Islam (BAI) selalu membentuk kepanitiaan zakat, infak, dan sedekah untuk menyalurkan kebutuhan masyarakat yang kurang mampu. Namun peran badan tersebut dinilai belum masksimal,” katanya.
“Oleh sebab itu Lazis Unnes dibentuk sehingga warga Unnes yang ingin menyalurkan hartanya bisa dilakukan kapan saja, tidak harus menunggu satu tahun saat bulan suci Ramadan,” kata Prof Fathur.
Ahmad Rofiq menyampaikan, potensi zakat di Indonesia yang memiliki penduduk dengan jumlah muslim terbesar di dunia, sangat besar, yakni Rp 217,2 triliun per tahun. “Namun realisasinya, yang sudah terurus dengan baik baru Rp 2,3 triliun.
Menurut penelitian UIN Jakarta, kata Ahmad, zakat itu disalurkan secara langsung ke mustahiq, tanpa menggunakan jasa Badan atau Lembaga Amil Zakat. Ada pula yang diurus oleh lembaga amatiran sehingga tidak mempunyai dokumentasi dan administrasi yang baik.
Ketua Pengurus Lazis Unnes Dr Edy Purwanto mengatakan, Lazis Unnes yang beralamat di Kompleks Masjid Ulul Albab kampus Sekaran ini mempunyai program kerja. Program itu antaranya bantuan pendidikan kakak asuh dan orang tua asuh, bimbingan belajar intensif gratis, beasiswa prestasi, pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar, dan bantuan bencana alam.

Source : http://unnes.ac.id/berita/wadah-penyaluran-zakat-unnes-diresmikan/
Editor : Dhoni Zustiyantoro

Pendidikan Bahasa Jepang
Universitas Negeri Semarang

Tuesday, 10 June 2014

Wisudawan Terbaik UNNES 2014 ber IPK 3,96 yang mengharukan

Wisudawan Terbaik UNNES 2014 - Perhatian para keluarga wisudawan dan puluhan wartawan langsung tersita pada Raeni, Selasa (10/6). Pasalnya, wisudawan dari Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) Unnes ini berangkat ke lokasi wisuda dengan kendaraan yang tidak biasa. Penerima beasiswa Bidikmisi ini diantar oleh ayahnya, Mugiyono, menggunakan becak. Mengapa becak? Ayahanda Raeni memang bekerja sebagai tukang becak yang saban hari mangkal tak jauh dari rumahnya di Kelurahan Langenharjo, Kendal. Pekerjaan itu dilakoni Mugiyono setelah ia berhenti sebagai karyawan di pabrik kayu lapis. Sebagai tukang becak, diakuinya, penghasilannya tak menentu. Sekira Rp10 ribu – Rp 50 ribu. Karena itu, ia juga bekerja sebagai penjaga malam sebuah sekolah dengan gaji Rp450 ribu per bulan.

Meski dari keluarga kurang mampu, Raeni berkali-kali membuktikan keunggulan dan prestasinya. Penerima beasiswa Bidikmisi ini beberapa kali memperoleh indeks prestasi 4. Sempurna. Prestasi itu dipertahankan hingga ia lulus sehingga ia ditetapkan sebagai wisudawan terbaik dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,96. Dia juga menunjukkan tekad baja agar bisa menikmati masa depan yang lebih baik dan membahagiakan keluarganya. “Selepas lulus sarjana, saya ingin melanjutkan kuliah lagi. Penginnya melanjutkan (kuliah) ke Inggris. Ya, kalau ada beasiswa lagi,” kata gadis yang bercita-cita menjadi guru tersebut.

Tentu saja cita-cita itu didukung ayahandanya. Ia mendukung putri bungsunya itu untuk berkuliah agar bisa menjadi guru sesuai dengan cita-citanya. “Sebagai orang tua hanya bisa mendukung. Saya rela mengajukan pensiun dini dari perusahaan kayu lapis agar mendapatkan pesangon,” kata pria yang mulai menggenjot becak sejak 2010 itu. Rektor Prof Dr Fathur Rokhman MHum mengatakan,apa yang dilakukan Raeni membuktikan tidak ada halangan bagi anak dari keluarga kurang mampu untuk bisa berkuliah dan berprestasi. “Meski berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang kurang, Raeni tetap bersemangat dan mampu menunjukkan prestasinya.

Sampai saat ini Unnes menyediakan 26 persen dari jumlah kursi yang dimilikinya untuk mahasiswa dari keluarga tidak mampu. Kami sangat bangga dengan apa yang diraih Raeni,” katanya. Ia bahkan yakin, dalam waktu tak lama lagi akan terjadi kebangkitan kaum dhuafa. “Anak-anak dari keluarga miskin akan segera tampil menjadi kaum terpelajar baru. Mereka akan tampil sebagai eksekutif, intelektual, pengusaha, bahkan pemimpin republik ini,” katanya. Harapan itu terasa realistis karena jumlah penerima Bidikmisi lebih dari 50.000 per tahun. Unnes sendiri menyalurkan setidaknya 1.850 Bidikmisi setiap tahun.

Link artikel Asli :http://unnes.ac.id/berita/putri-tukang-becak-itu-jadi-wisudawan-terbaik-dengan-ipk-396/
Oleh : Surahmat
Editor : Sucipto Hadi Purnomo


Pendidikan Bahasa Jepang
Universitas Negeri Semarang

Monday, 9 June 2014

Lebih dari 4.000 pengunjung ramaikan Nihon Matsuri 2014



“ 4.000 Pengunjung Ramaikan Puncak Acara Nihon Matsuri 2014

nihon matsuri unnes 2014
Puncak acara Nihon Matsuri Unnes 2014 (Credit: Uuk Suriyah)
Puncak Rangkaian Acara Nihon Matsuri 2014 yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Bahasa Jepang , Fakultas Bahasa dan Seni pada tanggal 7-Juni 2014 dihadiri lebih dari 4.000 pengunjung. Festival Nihon Matsuri 2014 sendiri adalah akhir dari rangkaian kegiatan Nihon Matsuri yang dimulai dari 1 bulan lalu.

Puncak acara diisi dengan penampilan beragam kebudayaan Jepang seperti tari Soranboushi, arak-arakan Omikoshi, tari Bon Odori yang disertai penerbangan Lampion berhiaskan Hanabi (kembang api), Kabaret Japanese Collaboration yang merupakan gabungan dari mahasiswa PBJ semua angkatan, Cosplay, Obake House (rumah hantu), Nimats Red Carpet, Mighty Tsuru (Burung Origami Raksasa), Aikido.

Selain kebudayaan Jepang, hiburan acara puncak juga dimeriahkan oleh kehadiran bintang tamu yaitu The Agony, Lemonade, Aimee, dan Be Seven Steady yang membuat suasana malam itu sangat meriah dan membuat ticket on the spot seharga Rp.8.000 rupiah menjadi terasa sangat murah.

Kaprodi Pendidikan Bahasa Jepang Ibu Ai Sumirah Setiawati M.Pd yang sedang berada di Jepang mengatakan via Social Media, “Kami bangga anak-anak dapat membuat rangkaian acara yang panjang ini dengan akhir yang manis, walaupun kami tahu banyak halangan dan rintangan tapi mereka dapat mengatasinya... PBJ luar biasa!”

Banyaknya hambatan dalam pelaksanaan rangkaian Festival ini tidak membuat panitia menyerah, anehnya acara yang kurang mendapat perhatian pihak internal Universitas dalam hal pendanaan ini sendiri justru mampu menggandeng banyak sponsor dari pihak luar untuk turut serta.
Acara ini sendiri didukung dan disponsori oleh beragam pihak seperti Pemprov Jateng, Dinas Pendidikan Jawa Tengah, Persada, Japan Foundation, Kompas TV, Pocari Sweat, Kracie, Hoyu, Panasonic, semarangkota.com dan masih banyak lagi.

Berikut ini adalah beberapa reportase kemeriahan Nihon Matsuri UNNES 2014 dalam gambar...
Gerbang Nihon Matsuri  2014 (Gedung B8 FBS)


Antrian di Pintu Masuk

Stand panitia Nimats (Pocari, Purezento, dll)

Stand ASAHI
Cosplayer

Mighty Tsuru (tempat Tanda Tangan Apresiasi Pengunjung)

Penerbangan Lampion yang Chaotic but Epic
Suasana Nihon Matsuri Unnes 2014 siang hari

lebih dari 4000 pengunjung padati teater terbuka FBS

Sebagian kecil dari Para Pejuang Nimats 2014

Sampai jumpa di Nihon Matsuri 2015... sayonaraaaaaaaaaaaaaaaa ^^V

Pendidikan Bahasa Jepang
Universitas Negeri Semarang