Tuesday 4 March 2014

Udah Tahu Ini ? Bekal sebelum Makan di Restoran Jepang.

Siapa sih yang tidak suka kuliner dari Negara Sakura ?
Selain penampilannya yang menarik, kuliner dari Negara Sakura juga diperhatikan gizinya.
Apalagi rasanya, jangan ditanya. Bagi penikmatnya, kuliner dari Negara Sakura merupakan candu. Tapi untuk yang belum terbiasa memang perlu penyesuaian lidah terlebih dahulu.
Sebelum Kalian makan di Restoran Jepang, ada baiknya baca artikel berikut ini dahulu.

Bekal sebelum Makan di Restoran Jepang  



1.Berteriaklah untuk memanggil pramusaji




Bukan, bukan “caper” yang berujung “modus“, maksud saya, kalian benar-benar harus berteriak “Sumimasen!” (“permisi” dalam bahasa Jepang) supaya kamu bisa dilayani oleh para pramusaji. Tidak seperti di negara barat, apabila kalian berteriak pada pramusaji, hampir dipastikan makanan kalian akan (maaf) diludahi (dan masih bisa lebih buruk lagi). Para pramusaji ini memang mengharapkan untuk dipanggil, baru setelah itu mereka akan melayani pelanggan tersebut. Hal ini tentu mengejutkan bagi para turis yang baru pertama ke Jepang dan berpikir kalau budaya sopan sangat dijunjung tinggi di Jepang. Walaupun dianggap normal, masih ada expatriat yang kesusahan untuk mengumpulkan keberanian saat ingin berteriak memanggil para pramusaji.



2.Gelas airnya terlalu kecil





Biasa makan di kucingan ? Tau dong betapa besar gelas yang  digunakan untuk minum. Di Jepang, sepanas apapun cuacanya di luar, semua gelas yang ada di restoran akan selalu berukuran shot glass yang biasanya habis dalam seteguk. Membuat kita merasa sungkan untuk memesan refill berkali-kali bila sedang kehausan. Di sisi baiknya, nyaris setiap restoran memberikan air untuk tiap pelanggan tanpa diminta dan memesan makanan tanpa memesan minuman dianggap sangat wajar. 
Warung padang di Indonesia juga menawarkan teh gratis tapi sayangnya teh tawar.



3.Model plastik yang bikin ngiler dan menu makanan yang penuh gambar




Tentunya, banyak turis yang tidak bisa berbahasa Jepang tidak kesusahan saat memesan makanan, hal ini dikarenakan kebanyakan restoran Jepang memajang model plastik makanannya atau mengisi daftar menunya dengan begitu banyak foto, para pengunjung tidak harus menebak-nebak seperti apa makanan yang nantinya akan datang. Banyak turis yang sangat suka dengan layanan ini mereka selalu merindukannya saat pulang ke negara asalnya.

Para turis yang sudah seharian melihat bahasa alien di sekitarnya yang sepertinya tidak akan bisa dibaca walaupun sudah belajar bertahun-tahun itu selalu merasa kalau restoran Jepang adalah surga. Begitu mudahnya untuk memesan, tinggal tunjuk dan datanglah makananmu!


4.Menggunakan sumpit sendiri untuk mengambil makanan dari piring bersama




Jijik? Banyak makanan Jepang seperti yakiniku atau sukiyaki dianggap normal bila dimakan oleh beberapa orang sekaligus dari piring yang sama. Saat akan makan bersama keluarga atau orang dekat, tidak aneh bila orang Jepang memesan makanan besar yang dapat dinikmati bersama. Namun tentunya untuk kita yang tidak terbiasa makan seperti ini, sudah pasti jijik bila kita harus makan dari tempat yang sudah tercampur, maaf, ludah banyak orang. Di restoran pada umumnya, pelanggan akan diberikan piring kecil dan peralatan makan terpisah untuk mengambil makanan dari piring besar.

Walaupun membalikkan sumpit dan mengambil makanan menggunakan ujung sumpit lainnya tetap dianggap sopan, namun hal ini hampir tidak pernah dilakukan oleh semua orang dan biasanya hanya akan membuat diri kalian tengsin, so, ikuti saja apa yang orang lain lakukan dan jangan terlalu dipikirkan.


5.Berebut saat membayar



Jepang mementingkan hirarki dan status sosial, jadi tidak heran bila permasalahan membayar bon saat selesai makan menjadi sebuah masalah. Mungkin disini, namun di Jepang ucapan semudah “gochisousama deshita” sudah cukup untuk mengekspresikan terima kasih kepada orang yang membayar. Jadi, pastikan kalian berterima-kasih pada siapapun orang yang membayarkan kalian makan!


6.Tidak disarankan memberi uang tip




Tidak jarang kita meninggalkan sedikit tip di meja untuk para pramusaji yang membersihkan meja kita. Namun jangan sekali-kali mencoba meninggalkan tip di restoran di Jepang karena itu akan membuat sebuah kepanikan.

Pramusaji di Jepang jarang sekali mengharapkan tip, bila mereka menemukan uang di meja, mereka akan langsung mengejar kalian dan menasihatimu supaya jangan meninggalkan uang di sembarang tempat. Tidak perlu repot menjelaskan kalau kamu memberikan dia tip untuk tanda terima kasih, karena kemungkinan dia hanya akan diam melihatmu sambil berpikir mungkin kamu butuh ke psikiater



7.Waktu tunggu makanan yang bervariasi




Jepang selalu mendedikasikan dirinya untuk memberikan pelayanan yang secepat mungkin, dan banyak restoran yang akan menyajikan makanannya langsung setelah makanan tersebut jadi. Di restoran luar, biasanya para koki membagi waktu masak sehingga sebuah grup dalam 1 meja dapat makan di saat yang bersamaan, dan orang asing akan menganggap aneh pemandangan dimana dalam 1 meja ada beberapa orang yang sedang makan dan orang yang lain belum dapat makanannya.

Untuk yang bukan orang Jepang mungkin akan merasa kurang nyaman dengan hal ini, karena orang yang selesai makan lebih cepat akan terlihat seperti orang kelaparan sedangkan yang makannya lambat akan timbul tekanan untuk makan lebih cepat karena tidak ingin ditunggu.

No comments:

Post a Comment