Universitas Negeri Semarang
Ai Sumirah Setiawati
Kegiatan Teacher Training ini
diselenggarakan bagi guru-guru bahasa Jepang dengan tujuan untuk mengetahui
berbagai informasi tentang sekolah di Jepang terutama dengan biaya sendiri.
Selain itu, bagi guru-guru yang belum pernah pergi ke Jepang, program ini bisa
juga dijadikan sarana untuk belajar budaya dan kehidupan masyarakat Jepang.
Saya mengikuti program ini karena akhir-akhir ini ada minat dari mahasiswa
lulusan Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang untuk belajar bahasa Jepang
dengan biaya sendiri di Jepang. Bahkan sudah ada beberapa lulusan yang sekarang
berada di Jepang dengan program biaya sendiri sambil arubaito.
Program ini berlangsung selama satu
minggu dari tanggal 25 sampai 31 Januari 2014.Seperti tertera pada jadwal, kami
berangkat pagi dari Jakarta dan tiba di Jepang Sabtu tengah malam, tapi sampai
di tempat penginapan kira-kira jam 2 pagi Minggu 26 Januari 2014. Setelah
istirahat, minggu pagi kami diajak jalan-jalan ke Nara. Di Nara kami
mengunjungi Kashihara Jin’gu. Kashihara Jin’gu merupakan kuil yang dibangun pada
tahun 1890 Masehi untuk kaisar pertama Jepang. Di kuil ini kami mendapatkan
kehormatan untuk mengikuti upacara semacam pemberkatan. Upacara ini diakhiri
dengan upacara minum sake (arak
Jepang). Karena semua peserta program ini muslim semua, kami hanya pura-pura
minum.
Kashihara Jin'gu dengan halam pasir yang ditata rapi |
Jalan masuk menuju Kashihara Jin'gu |
Minum sake |
Setelah mengunjungi Kashihara Jin’gu dan puas berfoto, perjalanan kami lanjutkan ke Horyuji. Horyuji merupakan salah satu candi Budha yang dibangun oleh pangeran Shotoku sekitar 1300 tahun yang lalu. Di sini kami hanya melihat-lihat peninggalan-peninggalan Budha yang diperkenalkan oleh pangeran Shotoku ke Jepang.
Setelah mengelilingi lokasi Horyuji dan membeli beberapa souvenir kami melanjutkan perjalanan menuju tempat makan siang yaitu salah satu restoran kaitenzushi (restoran sushi berputar). Ini merupakan pengalaman pertama bagi kami, bahkan saya yang sudah pernah ke Jepang dua kali, makan di tempat khas seperti ini.
Semua makanan berputar, kita tinggal mengambil apa yang kita inginkan. Kalau tidak ada di situ kita juga bisa memesan dengan menekan tombol pada papan digital khusus untuk pemesanan |
Setelah makan lalu kami
diperkenalkan pada sebuah komplek perumahan tua bernama Kota Imai yang ada di
sekitar Nara. Di komplek perumahan ini masih berdiri kokoh sekitar 500 buah bangunan
tua peninggalan awal jaman Edo.
Mengunjungi
komplek kota Imai sebetulnya tidak ada dalam jadwal kegiatan tapi kepala
sekolah I-Seifu berbaik hati mengajak kami berkenalan dengan situs peninggalan
bersejarah yang menjadi national heritage-nya Jepang ini. Dari lokasi ini kami
bergerak menuju sebuah restoran yang sudah dipesan oleh pihak Seifu. Di sana
guru-gur dan staf I-Seifu sudah menunggu. Di sana kami mengikuti acara
penyambutan dan pembukaan program teacher training ini. Acara dimulai dengan kanpai (mengacungkan gelas) bersama.
Kami semua melakukan "kanpai" sebagai tanda acara penyambutan dan pembukaan kegiatan kenshu dimulai |
Setelah selesai makan dan bercakap-cakap dan cukup mengakrabkan diri satu sama lain, kami pun pulang ke hostel.
Keesokan
harinya, Senin 27 Januari 2014, setelah makan pagi bersama dengan kepala sekolah
di hostel kami berangkat menuju SMP/SMA Seifu Gakuin. Di sana kami ikut
menyaksikan apel pagi. Pada kegiatan apel pagi ini para siswa membacakan
doa-doa seperti layaknya yang sering dibacakan oleh orang Budha. Sekolah ini
sangat memperhatikan pendidikan moral siswanya sehingga para siswa dibiasakan
untuk berdoa dan melakukan salam sebelum dan sesudah belajar. Aba-aba dan salam
sebelum belajar: 1) kiritsu (berdiri), 2) ki o tsuke (siap), 3) rei (beri
salam/ hormat). Pada tahapan ketiga ini baik murid maupun guru sama-sama
membungkuk dan mengucapkan yoroshiku onegaishimasu (mohon bimbingannya). Ketika
selesai pelajaran salam yang dilakukan hampir sama cuma pada tahapan ketiga
yang diucapkan adalah “arigatou gozaimasu” (terima kasih).
Para siswa sedang melakukan apel pagi yang
dilanjutkan membaca doa
Ada
hal yang sangat berkesan dari sekolah ini yaitu cara para guru mengajarkan
menulis/ mengarang dan cara menilainya. Yang kedua adalah dari sekolah ini
telah lahir atlit-atlit senam tingkat olimpiade. Saya sangat terkesan karena
ketika kami diberi kesempatan untuk melihat ruangan tempat para siswa berlatih.
Pertama kali masuk saya menyangka kami diajak ke gudang atau bangunan yang
belum selesai. Setelah mendapat penjelasan barulah saya tahu bahwa tempat minimalis dan sederhana itu adalah
kawah candradimukanya para atlet senam olimpiade yang sudah memperoleh
medali emas sampai perunggu.
Selain bidang olah raga senam dan yang lainnya, di sekolah
ini diajarkan juga olahraga tradisional Jepang seperti Kendo. Selain itu, untuk
mendukung pelestarian alam para siswa secara berkelanjutan mengadakan
penelitian untuk mengembangkan makhluk hidup yang hampir punah. Dalam hal ini
contohnya adalah ikan, namanya saya lupa, tapi ikan ini merupakan jenis ikan
yang langka. Benar-benar merupakan sekolah yang memiliki komitmen terhadap
konservasi alam, budaya, dan akhlak. Selain itu, sekolah ini juga
menyediakan fasilitas pendidikan karir bagi siswanya. Pihak sekolah sengaja
mendatangkan empat orang ahli untuk melakukan wawancara terhadap para siswa.
Setelah melihat-lihat SMP/SMA Seifu
Gakuin kami dibawa ke sebuah universitas bernama Otemon. Konon universitas ini
tempat kuliahnya orang-orang kaya. Kalau saya lihat bangunan dan semua
fasilitasnya sangat mewah.
Di
universitas Otemon ini kami mendapat materi kuliah dari kepala sekolah Seifu
tentang budaya Jepang. Bukan tentang kimono atau matsuri dan yang lainnya tapi
tentang konsep “kami” (Tuhan) dan “Nagasaki” (aNAta GA SAKI: Anda duluan,
kebahagiaan Anda didahulukan). Nagasaki yaitu sikap orang Jepang yang selalu
mementingkan atau mendahulukan kepentingan orang lain. Inilah alasan mengapa
ketika terjadi bencana di Jepang tidak terjadi penjarahan. Yang kedua yaitu
konsep “Tuhan” dalam masyarakat Jepang. Dulu saya memahami orang Jepang banyak
Tuhannya. Setiap benda mereka sembah. Setelah mendapat penjelasan waktu
kegiatan training kemarin saya baru faham bahwa orang Jepang “mendewakan semua
yang ada di bumi ini karena dengan adanya benda-benda itulah kita bisa hidup.
Benda-benda tersebut merupakan jelmaan Tuhan. Saya rasa dalam konsep Islam pun
sama. Semua benda ciptaan Tuhan wajib kita jaga sebagai bentuk penghormatan
kepada Allah.
Dalam kehidupan orang Jepang, Kami atau Tuhan bisa berarti empat hal yaitu:
- Atas, Leluhur. Orang Jepang sangat menghormati leluhur dan peninggalannya.
- Erai hito (Orang hebat). Siapapun yang menjadi orang hebat dianggap kamisama. Misalnya Matsushita pemilik panasonic, dijuluki keiei no kamisama (dewa pengusaha)
- Shizen (alam). Apa yang ada di alam ini dianggap dewa, oleh karena itu orang Jepang sangat menghormati dan menjaga alam.
- Daishizen, kalau dilihat dalam terjemahan bahasa Inggris artinya mother nature. Susah untuk diungkapkan makna dari daishizen ini, tapi menurut penjelasan dari kepala sekolah Seifu daishizen ini perasaan seperti halnya kita berada dalam kandungan ibu kita.
Mencoba masakan kantin universitas Otemon (kantinnya sangat bersih, mewah, dan masakannya enak lho!) |
Setelah kuliah kami makan siang di kantin kampus lalu diajak berdiskusi dengan dosen dan mahasiswa asing di sana. Setelah itu kami berkeliling melihat-lihat berbagai fasilitas di otemon dan melihat video performance mahasiswa asing tersebut. Setelah usai nonton video kami dipertemukan dengan kalau tidak salah rektor dan wakil serta pejabat lainnya. Kami menerima jamuan makan malam yang sangat mewah.
Hari Selasa kegiatan kami adalah kuliah di seifu
jouhou koukagakuin, lalu makan siang bersama kepala sekolah dan direktur
sekolah. Setelah itu sore harinya kami diantar ke mall untuk berbelanja dan
mala harinya makan bersama peserta kursus untuk calon guru dari Seifu Gakuin.
Hari
Rabu 29 Januari 2014, kegiatan pagi sampai siang hari diisi dengan kuliah dan
sore harinya wisata belanja ke Namba. Sebuah pusat perbelanjaan yang terkenal
di Osaka. Selain kuliah kami juga diperbolehkan melihat-lihat kegiatan
perkuliahan lainnya di Seifu. Kadang kami berdialog juga dengan para siswanya.
Toko Hyakkin (100 en shop) yang jadi incaran untuk beli oleh-oleh |
Kamis 30 Januari kegiatannya pagi
sampai siang hari diisi dengan kuliah lalu upacara penutupan dan penyerahan
sertifikat.
Sore harinya kami berkunjung ke Universitas Hagoromo. Menurut informasi universitas ini sangat memperhatikan para mahasiswanya dari sebelum masuk hingga setelah keluar. Saya bisa merekomendasikan universitas ini karena saya pikir sangat aman bagi mahasiswa asing.
Foto bersama setelah upacara penutupan yang diwarnai tangisan karena harus berpisah dengan orang-orang yang sangat baik |
Sore harinya kami berkunjung ke Universitas Hagoromo. Menurut informasi universitas ini sangat memperhatikan para mahasiswanya dari sebelum masuk hingga setelah keluar. Saya bisa merekomendasikan universitas ini karena saya pikir sangat aman bagi mahasiswa asing.
Bersama rektor universitas Hagoromo |
Sebelum mengunjungi niversitas Hagoromo kami mampir makan siang |
Setelah melihat-lihat berbagai
fasilitas bahkan mencoba melakukan siaran langsung direkam distudio televisi milik jurusan penyiaran
universitas ini dan berdialog dengan rektornya malamnya kami mendapat jamuan
makan malam yang benar-benar mewakili masakan Jepang yaitu shabushabu.
Direstoran ini juga kami bisa mencicipi ikan Fugu mentah. Konon katanya hanya
seorang koki yang bersertifikat saja yang boleh menyajikan makanan berbahan
ikan Fugu. Hal ini dikarenakan ikan Fugu mengandung racun yang berbahaya.
Dalam perjalanan menuju universitas
Hagoromo kami mampir ke Nintokuryo. Sebuah tempat berupa kuburan besar
berbentuk lubang kunci. Kuburan paling besar berukuran 486 m x 249 m. Untuk lebih jelasnya silakan
baca http://www.city.sakai.lg.jp/kanko/hakubutsukan/kofun.html
atau http://sekilas-info.com/makam-berbentuk-lubang-kunci-nintoku-ryo-tumulus/
Di belakang kami merupakan daerah kuburan terbesar yang ada di Nintokuryo |
Hari terakhir kami berada di Jepang
yaitu saatnya kembali ke tanah air. Dalam perjalanan menuju ke bandara Kansai
kami mampir ke SMP/SMA Seifu Nankai Gakuin. Di sini kami disambut hangat
seperti di tempat-tempat lainnya. Para siswa pun tidak ragu untuk berinteraksi
dengan orang asing seperti kami.
Foto bersama siswa SMA Seifu Nankai Gakuin |
Kesan saya setelah mengikuti kegiatan ini adalah bahwa orang Osaka sangat welcome dengan orang asing terbukti dengan keramahan mereka. Kemudian, pihak I-Seifu, Otemon University, Seifu gakuin, Hagoromo university dan lain-lain, tempat yang kami kunjungi sangat mempersiapkan segala sesuatnya untuk menyambut kedatangan kami. Kami sangat dimudahkan dalam segalanya karena service mereka sangat baik terhadap tamu. Bahkan kepala sekolah I-Seifu sangat rendah hati dan mau bercapek ria mengantar kami ke tempat-tempat yang sudah dijadwalkan dengan menyetir sendiri mobilnya. Ini yang saya salut. Menurut saya hal ini patut kita contoh.
Bagi yang ingin melanjutkan S2 di Jepang dengan biaya sendiri bisa saya rekomendasikan untuk masuk I-Seifu Jouhou Koukagakuin untuk memperdalam kemampuan bahasa Jepang. Jangan khawatir karena pihak sekolah ini akan membantu kita mencari tempat arubaito dengan honor perjam antara 850-1050 yen perhari.
Bagi siswa SMA sederajat juga bisa belajar bahasa Jepang di sekolah ini sebagai persiapan masuk S1 di Jepang dengan biaya sendiri. Atau bisa juga kuliah di sekolah ini, bagi yang punya minat terhadap ilmu pemograman, desain grafis, dan ilmu teknik informatika dll.
Untuk bisa masuk ke sekolah ini saya bisa bantu. Silakan kontak 081326732654 atau fb Ai Sumirah Setiawati.
Sekian dulu oleh-oleh cerita (omiyagebanashi) nya....
Jadi pingin nyoba datang ke restoran kaitenzushi
ReplyDelete