Universitas Negeri Semarang
Halo sahabat PBJ.
Kali ini kita akan bergabi pengalaman dari Sherafina mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang UNNES yang lolos seleksi beasiswa IFSEE bagi pelajar Islam untuk mengenal Islam di Jepang.
Selamat menyimak
Alhamdulilah,
pada September bulan lalu tepatnya pada tanggal 17-21 saya, Sherafina Juniva
Nareswari mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Jepang UNNES, mendapatkan kesempatan mengunjungi Tokyo,
Jepang sebagai salah satu delegasi program beasiswa bagi pelajar islam untuk
belajar mengenai islam dari suatu lembaga swasta yaitu IFSEE setelah mengikuti
serangkaian seleksi yang ada. Informasi tersebut saya dapat dari media sosial
yaitu instagram.
Kami tiba di
Narita Airport Tokyo pada tanggal 17 September sekitar pukul 14.30 waktu
Jepang. Sesampainya di sana, kami menuju hostel di sekitar bandara setempat
untuk menginap selama semalam saja karena keesokan harinya kami harus kembali
menuju bandara untuk berkumpul dengan seluruh delegasi lainnya yang berjumlah
10 siswa termasuk saya, dan juga dengan guide atau pemandu pelaksanaan program
kami selama di Jepang.
Meeting point (briefing)
dilakukan di bandara, setelah itu kami kemudian menuju Asakusa. Karena cuaca
sedang kurang bersahabat dan hujan cukup lebat, jadwal untuk melaksanakan
penyambutan selamat datang sekaligus ibadah maghrib dan isya di salah satu
masjid di Asakusa terpaksa tidak dapat terlaksana. Akhirnya, tidak terasa hari
sudah malam, pemandu program memutuskan untuk melakukan makan malam halal
bersama seluruh delegasi sekaligus penyambutan selamat datang dan pekenalan
untuk lebih mengakrabkan masing-masing dari kami yang memang berasal dari
universitas yang beragam dan juga latar belakang jurusan yang berbeda.
Alhamdullilah,
sembari makan malam hujan pun mulai mereda, kami melanjutkan kegiatan
mengunjungi Sensoji Temple.
Di hari berikutnya, kami memulai kegiatan
lebih pagi dari jadwal yang sudah ditentukan sebagai antisipasi cuaca yang
kurang baik. Di hari kedua ini kegiatan kami yang pertama adalah mengunjungi
Tokyo Daigaku atau Universitas Tokyo. Di sana, kami bertemu dengan ketua
komunitas muslim yang merupakan warga Indonesia yang saat ini tengah menjadi
salah satu mahasiswa aktif di Todai dengan beasiswa. Dengan beliau kami
melakukan diskusi ringan terkait komunitas yang ia jalankan dan perkembangan
serta beberapa permasalahan terkait islam di Jepang. Setelah itu, dengan beliau
kami juga diajak berkeliling Universitas dan akhirnya kami makan siang halal
bersama di kantin Todai.
Setelah dari Todai, kegiatan kami
selanjutnya adalah mengunjungi Tokyo Stock Exchange. Sejauh pemahaman saya,
tempat ini hampir mirip dengan bursa efek di Indonesia. Kami mendapat banyak
informasi mengenai hal-hal terkait bursa efek dengan dipandu langsung oleh
guide yang merupakan warga Jepang asli dengan bahasa Inggris.
Kegiatan
selanjutnya adalah mengunjungi salah satu masjid yang ada di Okachimachi yaitu
majid Assalam. Di masjid ini MasyaAllah,kami lagi lagi bertemu dengan warga
Indonesia yang sedang menempuh study di Jepang sekaligus mejadi pengurus di
masjid tersebut. Beliau banyak berbagi pengalaman pribadinya yang sangat
memotivasi kami. Selain itu, kami juga mendapatkan kesempatan melaksanakan
diskusi langsung dengan Imam masjid yang berkewarganegaraan Srilanka yang juga
merupakan pendiri sekaligus donatur utama masjid tersebut. Alhamdullilah
diskusi kami berjalan dengan lancar dan tentunya kami memperoleh banyak
informasi mengenai islam baik dari sang Imam masjid maupun beberapa jamaah
islam yang juga berkewarganegaraan Srilanka, dan juga warga Jepang sendiri yang
telah menjadi mualaf.
Karena hari sudah malam dan kendala
hujan, kegiatan selanjutnya menuju masjid Camii terpaksa tidak dapat terlaksana
lagi dan kami kembali ke tempat akomodasi dengan sebelumnya belanja dan makan
malam halal bersama.
Hari berikutnya, kami melakukan
beberapa kunjungan yang lebih santai ke beberapa tempat seperti Ueno Park,
Akihabara, Shinjuku dan Shibuya. Di hari ketiga ini, hal yang paling berkesan
dari perjalan saya adalah ketika kami akhirnya menemukan masjid di Shibuya yang
memang tidak terjadwalkan sebelumnya dalam kondisi hujan lebat. Setelah drama
pencarian usai, tibalah kami di lokasi masjid yang tidak kami sangka adalah
sebuah apato berukuran sangat kecil sebagai mushalla lengkap dengan segala
fasilitas kamar mandi juga dapur yang kami tidak ketahui merupakan milik
perseorangan atau ada suatu komunitas yang memang menyediaakan apato tersebut
untuk mushalla dimana tempat tersebut memang disediakan untuk masyarakat umum
khusunya untuk muslim. Di mushalla ini, kami melaksanakan ibadah bersama dan
juga berdiskusi mengenai masalah baru tentang islam yang secara tidak sengaja
kami jumpai. Alhamdullilah, selalu ada pengalaman baru, ilmu baru, pemahaman
baru tentang islam di Jepang bersama teman-teman delegasi yang pula luar biasa.
No comments:
Post a Comment