Monday 15 October 2018

Sherafina Mewakili Prodi PBJ dalam Program Beasiswa ke Jepang bagi Pelajar Islam

Pendidikan Bahasa Jepang
Universitas Negeri Semarang



Halo sahabat PBJ.
Kali ini kita akan bergabi pengalaman dari Sherafina mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang UNNES yang lolos seleksi beasiswa  IFSEE bagi pelajar Islam untuk mengenal Islam di Jepang.
Selamat menyimak


Alhamdulilah, pada September bulan lalu tepatnya pada tanggal 17-21 saya, Sherafina Juniva Nareswari mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Jepang UNNES,  mendapatkan kesempatan mengunjungi Tokyo, Jepang sebagai salah satu delegasi program beasiswa bagi pelajar islam untuk belajar mengenai islam dari suatu lembaga swasta yaitu IFSEE setelah mengikuti serangkaian seleksi yang ada. Informasi tersebut saya dapat dari media sosial yaitu instagram.
Bersama 2 teman delegasi lainnya, pada tanggal 16 September saya berangkat menuju Tokyo dari Jakarta karena untuk tiket pesawat belum tercover dari pihak penyelenggara program dan kami diberi kebebasan untuk menentukan pesawat dan jadwal keberangkatan dengan tentunya melakukan diskusi dan konfirmasi terlebih dahulu.
Kami tiba di Narita Airport Tokyo pada tanggal 17 September sekitar pukul 14.30 waktu Jepang. Sesampainya di sana, kami menuju hostel di sekitar bandara setempat untuk menginap selama semalam saja karena keesokan harinya kami harus kembali menuju bandara untuk berkumpul dengan seluruh delegasi lainnya yang berjumlah 10 siswa termasuk saya, dan juga dengan guide atau pemandu pelaksanaan program kami selama di Jepang.
 




Meeting point (briefing) dilakukan di bandara, setelah itu kami kemudian menuju Asakusa. Karena cuaca sedang kurang bersahabat dan hujan cukup lebat, jadwal untuk melaksanakan penyambutan selamat datang sekaligus ibadah maghrib dan isya di salah satu masjid di Asakusa terpaksa tidak dapat terlaksana. Akhirnya, tidak terasa hari sudah malam, pemandu program memutuskan untuk melakukan makan malam halal bersama seluruh delegasi sekaligus penyambutan selamat datang dan pekenalan untuk lebih mengakrabkan masing-masing dari kami yang memang berasal dari universitas yang beragam dan juga latar belakang jurusan yang berbeda.
Alhamdullilah, sembari makan malam hujan pun mulai mereda, kami melanjutkan kegiatan mengunjungi Sensoji Temple.
 





Di hari berikutnya, kami memulai kegiatan lebih pagi dari jadwal yang sudah ditentukan sebagai antisipasi cuaca yang kurang baik. Di hari kedua ini kegiatan kami yang pertama adalah mengunjungi Tokyo Daigaku atau Universitas Tokyo. Di sana, kami bertemu dengan ketua komunitas muslim yang merupakan warga Indonesia yang saat ini tengah menjadi salah satu mahasiswa aktif di Todai dengan beasiswa. Dengan beliau kami melakukan diskusi ringan terkait komunitas yang ia jalankan dan perkembangan serta beberapa permasalahan terkait islam di Jepang. Setelah itu, dengan beliau kami juga diajak berkeliling Universitas dan akhirnya kami makan siang halal bersama di kantin Todai.
 




Setelah dari Todai, kegiatan kami selanjutnya adalah mengunjungi Tokyo Stock Exchange. Sejauh pemahaman saya, tempat ini hampir mirip dengan bursa efek di Indonesia. Kami mendapat banyak informasi mengenai hal-hal terkait bursa efek dengan dipandu langsung oleh guide yang merupakan warga Jepang asli dengan bahasa Inggris.
 




Kegiatan selanjutnya adalah mengunjungi salah satu masjid yang ada di Okachimachi yaitu majid Assalam. Di masjid ini MasyaAllah,kami lagi lagi bertemu dengan warga Indonesia yang sedang menempuh study di Jepang sekaligus mejadi pengurus di masjid tersebut. Beliau banyak berbagi pengalaman pribadinya yang sangat memotivasi kami. Selain itu, kami juga mendapatkan kesempatan melaksanakan diskusi langsung dengan Imam masjid yang berkewarganegaraan Srilanka yang juga merupakan pendiri sekaligus donatur utama masjid tersebut. Alhamdullilah diskusi kami berjalan dengan lancar dan tentunya kami memperoleh banyak informasi mengenai islam baik dari sang Imam masjid maupun beberapa jamaah islam yang juga berkewarganegaraan Srilanka, dan juga warga Jepang sendiri yang telah menjadi mualaf.  





Karena hari sudah malam dan kendala hujan, kegiatan selanjutnya menuju masjid Camii terpaksa tidak dapat terlaksana lagi dan kami kembali ke tempat akomodasi dengan sebelumnya belanja dan makan malam halal bersama.
          Hari berikutnya, kami melakukan beberapa kunjungan yang lebih santai ke beberapa tempat seperti Ueno Park, Akihabara, Shinjuku dan Shibuya. Di hari ketiga ini, hal yang paling berkesan dari perjalan saya adalah ketika kami akhirnya menemukan masjid di Shibuya yang memang tidak terjadwalkan sebelumnya dalam kondisi hujan lebat. Setelah drama pencarian usai, tibalah kami di lokasi masjid yang tidak kami sangka adalah sebuah apato berukuran sangat kecil sebagai mushalla lengkap dengan segala fasilitas kamar mandi juga dapur yang kami tidak ketahui merupakan milik perseorangan atau ada suatu komunitas yang memang menyediaakan apato tersebut untuk mushalla dimana tempat tersebut memang disediakan untuk masyarakat umum khusunya untuk muslim. Di mushalla ini, kami melaksanakan ibadah bersama dan juga berdiskusi mengenai masalah baru tentang islam yang secara tidak sengaja kami jumpai. Alhamdullilah, selalu ada pengalaman baru, ilmu baru, pemahaman baru tentang islam di Jepang bersama teman-teman delegasi yang pula luar biasa.  

No comments:

Post a Comment